Ankara, – Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu terang-terangan menyalahkan jaringan ulama terkenal Fethullah Gulen atas pembunuhan Dubes Rusia untuk Turki.
Hal itu disampaikan pejabat tinggi Turki itu dalam wawancara dengan Menlu Amerika Serikat John Kerry seperti dikutip kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.
“Turki dan Rusia tahu bahwa di FETO ada di balik serangan itu,” ujar Cavusoglu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (21/12/2016).
Dubes Rusia untuk Turki Andrei Karlov ditembak mati ketika tengah memberikan sambutan dalam pembukaan pameran foto bertajuk “Rusia dari Pandangan Orang-Orang Turki” di Gedung Cagdas Senat Merkezi, Ankara pada Senin 19 Desember 2016 waktu setempat.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Mevlut Mert Altintas, yang telah bekerja sebagai polisi antihuru-hara di Ankara selama 2,5 tahun. Pria berumur 22 tahun itu tewas dalam baku tembak dengan polisi usai penembakan Dubes.
Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan, penyelidikan saat ini fokus pada hubungan pelaku penembakan Dubes Rusia tersebut dengan jaringan pengikut Gulen, yang oleh pemerintah Turki disebut “Organisasi Teroris Gulen” atau “FETO”.
Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan bahwa gerakan Gulen telah menjalankan “sebuah negara paralel” dalam birokrasi sipil dan militer, serta memiliki agenda tersendiri untuk menggulingkan pemerintahan. Gulen yang hidup di pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), sejak 1999 telah membantah hal tersebut.
Gulen yang oleh rezim Erdogan dianggap sebagai musuh negara, juga dituduh telah mendalangi upaya kudeta di Turki pada 15 Juli lalu. Sejak kudeta yang gagal itu, pemerintah Turki telah meminta AS untuk mengekstradisi ulama tersebut. Namun pemerintahan Barack Obama tidak mengabulkan permintaan tersebut.
sumber : detik.com
1 Comment
Gracelin
Help, I’ve been informed and I can’t become igaronnt.